KESEHATAN
Gambaran klinis yang memperkuat dugaan tumor tulang adalah nyeri, pembengkakan, atau pincang. Untungnya sebagian besar lesi-lesi yang mendasarinya bersifat jinak, seperti: osteomielitis atipikal, fraktur inkomplit pada tulang normal, suatu kista yang sederhana, atau suatu osteoid osteoma.
Kista tulang sederhana (kista unicameral). Kista ini paling sering terlihat di daerah metafisis tulang-tulang panjang dan biasanya baru dapat ditemukan bila ada fraktur dan menimbulkan rasa nyeri. Gambaran foto rontgennya amat khas. Mereka mengisi secara spontan dan menghilang segera setelah maturasi skelet. Fraktur segera sembuh tetapi kista sering menetap. Pengobatannya biasanya berupa mencuci bersih kista dengan menggunakan 2 jarum berkaliber besar yang dimasukkan dengan anestesi dan dalam pengawasan rontgen, kemudian dimasukan triamsinolon asetat.
Osteoid osteoma. Osteoid osteoma dirasakan sebagai nyeri yang hilang timbul, terutama malam hari. Foto rontgen memperlihatkan penebalan periosteal luas dengan suatu fokus densitas tulang baru yang mengelilingi nidus radiolusen yang terletak di pusat. Pada kebanyakan kasus terasa sangat nyeri sehingga diperlukan tindakan bedah untuk membuang nidus tersebut. Lesi-lesi ini menimbun radionuklid ‘pencari-tulang’ seperti senyawa technetium99m dan ini dapat digunakan untuk melokalisasinya pada saat pembedahan dengan menggunakan detektor sinar gamma miniatur yang steril. Setelah pengangkatan jaringan nidus yang sukses, sampai saat ini belum diketahui seberapa besar kekambuhannya.
Artikel Terkait
·                     Pemeriksaan diagnostik sistem endokrin
·                     Klasifikasi status gizi anak dengan Table Z-scores
·                     Tumor Genital Anak
Posted on 19 March 2011.
Definisi
Setiap pembesaran di dalam atau pada skrotum atau isinya.
Hal-hal kunci
• Selalu evaluasi pembesaran skrotum terhadap perluasannya ke arah lipat paha. Jika ada, keadaan tersebut hampir selalu merupakan hernia inguino skrotalis.
• Torsi paling banyak dijumpai pada usia belasan tahun dan awal dua puluhan. Kapan pun diagnosis dicurigai, lakukanlah penilaian segera dan biasanya membutuhkan tindakan pembedahan.
• Pria dewasa muda: tumor, trauma. dan infeksi akut sering terjadi.
• Pria usia lanjut: sering terjadi hidrokel dan hernia.
Diagnosis banding
Penyebab dan gambaran klinisnya seperti di bawah.
Skrotum
• Kista sebasea: menempel pada kulit. Fluktuasi sedikit, tidak bertransiluminasi.
• Edema skrotalis infantil: pembesaran skrotum idiopatik akut, panas, nyeri tekan, merah terang, nyeri tekan pada testis lebih ringan dibandingkan pada torsi, paling banyak dijumpai pada anak laki-laki.
     
Testis             
Keadaan nyeri
• Orkitis: terbatas pada testis, pria muda.
• Epididimo-orkitis: nyeri dan membesar, epididimis besar daripada testis, berhubungan dengan eritema skrotum, demam, dan piuria, jarang dijumpai pada usia kurang dari 25 tahun, nyeri hilang dengan meninggikan testis.
• Torsi testis: onset cepat, pada pria pubertas, seringkali melibatkan tunika vaginalis di sepanjang korda “testis lonceng” testis dapat terletak tinggi dan melintang dalam skrotum, ‘simpul’ pada korda dapat teraba.
• Torsi dari apendiks testis: menyerupai torsi penuh, tanda awal adalah benjolan pada kutub atas testis dan bercak biru pada transiluminasi, kemudian seluruh testis menjadi bengkak mungkin membutuhkan bedah eksplorasi untuk menyingkirkan torsi penuh.
Konsistensi keras
• Tumor testis: pembesaran tidak nyeri, pada pria dewasa yang lebih muda (20-50 tahun). mungkin terdapat hidrokel sekunder yang lemah, berhubungan dengan limfadenopati abdomen.
• Hematokel: keras, tidak bertransiluminasi, testis biasanya tidak teraba, riwayat trauma.
• Guma sifilis—keras, kenyal, biasanya berhubungan dengan gambaran lain dari sifilis sekunder. TB—jarang dijumpai selain di negara berkembang, biasanya berhubungan dengan penyakit miller.
Konsistensi lunak
• Hidrokel: lunak. berflluktuasi, sangat bertransiluminasi, testis dapat sulit diraba, onset baru atau hidrokel yang cepat kambuh menunjukkan penyebab testis yang mendasari.
• Kista epididimis: terpisah dan di belakang testis, bertransiluminasi baik, dapat sangat besar.
• Varikokel: kumpulan dari vena-vena yang berdilatasi dan berliku-liku dalam korda spermatika—pada pemeriksaan seperti ‘kantung cacing’ lebih sering terjadi sebelah kiri, berhubungan dengan sensasi tarikan, hematospermia kadang terjadi.
Pemeriksaan penunjang
• DPL: infeksi.
• Ultrasonografi: tidak nyeri, pencitraan yang noninvasif. Dapat memeriksa kelainan yang mendasari untuk disingkirkan pada hidrokel. Memiliki sensitivitas dan spesilisitas yang tinggi untuk tumor.
• Ultrasonografi Doppler: dapat mengkonfirmasi adanya aliran darah pada tempat yang dipikirkan tidak mungkin terjadi torsi.
• CT scan: menentukan stadium untuk tumor testis.
• Pembedahan: dapat merupakan satu-satunya cara untuk mengkonfinnasi atau menyingkirkan torsi pada kelompok risiko tinggi. Sebaiknya tidak ditunda untuk pemeriksaan penunjang apapun jika memang dibutuhkan.
Pustaka
At a Glance Ilmu Bedah Ed. 3
Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina. Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak yang disebut dengan eksudat. Selain itu, terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat.
Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa mata. Cahaya yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan dibawa ke otak oleh saraf optik. Jika pembuluh darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan semakin berat jika cairan yang bocor mengumpul di fovea, pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan kabur saat membaca atau melihat objek yang dekat dan objek yang lurus di depan mata.
Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah mengaburkan vitreus, materi jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata. Hal ini menyebabkan cahaya yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau mengalami distorsi. Jaringan parut yang terbentuk dari pembuluh darah yang pecah di korpus vitreum dapat mengerut dan menarik retina, sehingga retina lepas dari bagian belakang mata. Pembuluh darah bisa muncul di iris (selaput pelangi mata) menyebabkan glaukoma. Risiko terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60% orang yang menderita DM selama 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata.
Pemeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop dan angiografi fluoresen, yaitu foto rontgen mata menggunakan zat fluoresen untuk mengetahui kebocoran pada pembuluh darah. Sementara itu, pengobatan dilakukan dengan bedah laser oftalmologi, yaitu menggunakan sinar laser untuk menutup pembuluh darah yang bocor, sehingga tidak terbentuk pembuluh darah abnormal yang rapuh. Selain itu, bisa dilakukan vitrektomi, yaitu tindakan mengeluarkan vitreus yang dipenuhi darah dan menggantinya dengan cairan jernih. Penderita retinopati hanya boleh berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan membungkuk sampai kepala di bawah.
Pustaka
Menumpas Diabetes Mellitus bersama Mahkota Dewa Oleh Ning Harmanto
Pneumotoraks terjadi saat udara masuk ke dalam rongga pleura akibat robekan pleura parietal atau viseral; paru kemudian mengalami relaksasi dan retraksi yang luasnya bervariasi ke arah hilus. Pneumotoraks yang sedikit sulit untuk didiagnosis dan biasanya lebih jelas pada film saat ekspirasi.
Gambaran radioiogis
Pneumotoraks paling baik digambarkan dengan film dada dengan ketajaman rendah. Hal-hal berikut ini dapat terlihat.
• Tepi paru: garis putih tipis pada tepi paru, pleura viseral.
• Tidak adanya corakan paru antara tepi paru clan dinding dada.
• Pergeseran mediastinum: jika terjadi pneumotoraks tension.
Penyebab
• Iatrogenik (salah sawtu penyebab yang paling sering): akibat biopsi paru, aspirasi dada, operasi toraks, dan pemasangan selang sentral.
• Spontan: paling sering pada pria usia muda, tinggi, kurus; biasanya akibat ruptur bleb pleura yang kecil.
• Trauma: luka tusuk, fraktur iga. Emfisema akibat pembedahan sering disebabkan oleh udara pada biding otot dari dinding dada.
• Penyakit paru sebelumnya: peningkatan insidensi pncumotoraks dengan penyakit paru yang mendasari seperti emfisema, fibrosis kistik, atau penyakit paru interstisial.
Komplikasi
• Pneumotoraks tension: robekan pada pleura viseral dapat berfungsi sebagai katup bola yang memungkinkan udara masuk ke dalam rongga pleura saat inspirasi, dan tidak sedikit pun yang keluar saat ekspirasi. Terjadi tekanan positif, yang menyebabkan pergeseran yang nyata dari mediastinum menjauhi sisi yang mengalami pneumotoraks. Ini merupakan kedaruratan medis, karena dapat menimhulkan kematian dengan cepat akibat distres pernapasan dan menghilangnya eurah jantung.
• Hidropnetnotoraks: cairan pada pneumotoraks.
Terapi
Secara umum, pneumotoraks yang ringan dengan kolaps kurang dari 20% tidak membutuhkan terapi. Udara pada pleura akan terserap dan kemudian terjadi perluasan paru. Pneumotoraks yang lebih berat dapat diterapi dengan aspirasi atau pemasangan drain dada dengan cuktup terendam di dalam air. Diperlukan pemantauan dengan beberapa ambilan film untuk memastikan penyembuhan yang sempurna.
Pustaka
Radiologi Ed. 2
Mau tidak mau para dokter dalam proses menegakkan diagnosis dan memberikan terapi sangat bergantung pada teknologi. Namun, bukan berarti bahwa semua proses tersebut harus menggunakan teknologi kedokteran secara berlebihan. Semua teknologi adalah baik, bila digunakan secara tepat. Postman mengatakan, para dokter cenderung tergantung pada teknologi kedokteran dengan alasan: (1) inovasi teknologi identik dengan kemajuan dan (2) teknologi merupakan fondasi profesi kedokteran. Memang betul. Tetapi, teknologi juga menimbulkan akibat negatif baik bagi pasien mau pun dokter. Teknologi kedokteran bukan hanya akan menjauhkan jarak antara dokter dengan pasiennya, melainkan juga menjauhkan jarak dokter dengan dirinya sendiri, secara personal maupun profesi. Semakin menjauhnya hubungan dokter-pasien sudah dijelaskan di atas.

Teknologi kedokteran dapat menghilangkan kepercayaan diri dokter. Kemampuan klinis dokter kini cenderung digantikan oleh teknologi. Dokter lebih mempercayai kemampuan foto x-ray dibandingkan keterampilan fisik diagnostik. Tidak jarang para dokter melakukan palpasi, perkusi, dan austultasi hanya sekadarnya supaya kelihatan bahwa ia sudah melakukan tugasnya (memeriksa pasien). Karena dalam dirinya sudah terpendam pikiran: “nanti kan ada hasil fotonya”. Para dokter mungkin juga mulai kurang memperhatikan pemeriksaan shifting dullness untuk mengetahui adanya asites. Mereka lebih mengandalkan kemampuan USG.
Sedikit demi sedikit kemampuan klinis mulai luntur dan dokter tidak lagi mempercayai kemampuan klinisnya sendiri. Fakta lain, betapa sering para dokter mengobati pasien dengan obat anti-tuberkulosis paru berdasarkan hasil foto yang menunjukkan basil TBC (yang sebenarnya menurut foto x-ray, itu hanyalah gambaran fibrosis atau bekas TBC), padahal pasien tersebut tidak batuk dan tampak sehat. Tidak jarang para dokter memberikan antibiotik pada pasien dengan peningkatan titer Widal, padahal pasien tersebut tidak menderita demam sama sekali. Peran teknologi mulai bergeser, bukan lagi sebagai pembantu, melainkan sebagai tuan (master). Teknologi bukan lagi menjadi pelayan, melainkan menjadi tuan bagi si dokter.
Pustaka
Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik Kedokteran Oleh J.B.Suharjo B.Cahyono,Dr.,Sp.PD
Ketahanan tubuh yang bersifat alamiah (innate immunity) sejak manusia/individu lahir, di dalam tubuhnya telah dilengkapi dengan seperangkat sistem kekebalan tubuh yang sudah siap menghadapi suatu serangan. Sistem kekebalan tersebut antara lain sebagai berikut:
Ketahanan Tubuh yang Bersifat Fisik
1. Kulit. Kulit merupakan salah satu barier pertama tubuh untuk melindungi diri dari serangan yang berasal dari luar tubuh. Oleh karena itu bila terjadi kerusakan kulit yang meluas, maka tubuh tidak akan mampu melindungi dirinya, sehingga orang yang bersangkutan akan mudah mengalami infeksi dan sering kali membawa kematian.
2. Silia. Silia merupakan rambut sel yang berperan untuk menyapu atau melarang patogen masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu bila terjadi gangguan sel-sel yang bersilia, misalnya pada sistem genitalia atau sistem pernapasan, maka orang yang bersangkutan sangat mudah mengalami infeksi.
3. Selaput lendir. Selaput lendir merupakan bahan yang dibentuk atau disekresi oleh set untuk melindungi diri dari patogen yang masuk ke dalam tubuh. Secara konseptual, selaput lendir ini selain mengandung suatu enzim proteolitik untuk membunuh patogen yang masuk ke dalam tubuh, juga berfungsi untuk melindungi kontak secara langsung antara membran sel dengan patogen.
Ketahanan Tubuh yang Bersifat Seluler
1. Fagosit. Sel ini berperan untuk memfagositosis setiap patogen yang masuk ke dalam tubuh. Sering kali kemampuan set ini untuk melakukan fagositosis dipengaruhi oleh faktor komplemen. Contoh dari fagosit, antara lain monosit, dan neutrofil (polymorforfonuclear/ PMN).
2. Sel NK. Sel NK (Natural Killer cell) merupakan sel pembunuh alamiah, yaitu mempunyai kemampuan untuk membunuh set abnormal (set yang mengalami mutasi) dan set yang terinfeksi oleh virus.
Ketahanan Tubuh yang Bersifat Larutan
Ketahanan tubuh yang bersifat larutan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Ketahanan tubuh yang bersifat biokimia. Contohnya antara lain asam lambung, lisozim, dan laktoferin. Telah diketahui bahwa makanan yang dikonsumsi manusia tentunya banyak mengandung mikroorganisme patogen. Jika mikroorganisme patogen ini masuk ke dalam tubuh, maka dapat timbul suatu penyakit. Untuk mencegah hal tersebut, asam lambung merupakan salah satu pertahanan terdepan yang berperan dalam membunuh patogen yang masuk melalui makanan. Lisozim adalah suatu enzim proteolitik yang dihasilkan oleh sel dan disimpan pada kantung lisosom. Lisozim berperan dalam membunuh patogen yang berada di dalam sel, yaitu patogen yang telah difagositosis oleh fagosit.
2. Ketahanan tubuh yang bersifat humoral. Ketahanan tubuh yang bersifat humoral dapat berupa komplemen dan C-Reactive Protein (CRP). Kedua bahan ini dihasilkan oleh sel hati karena adanya rangsangan sitokin proinflamasi seperti TNF-a dan IL-6. Bahan ini sangat berperan pada reaksi inflamasi seperti opsonisasi dan dilatasi pembuluh darah.
Pustaka
Patobiologi Molekuler Kanker Oleh I Ketut Sudiana
Materi Prostesis untuk Hernioplasti
Prostesis sintetik untuk perbaikan hernia adalah Marlex, Prolene, Surgipro, Mersilene, dan Gore-Tex. Marlex dan Prolene terdiri dari serat monofilamen yang dirajut dari polipropilen dan mirip satu sama lainnya. Keduanya berpori-pori dan agak kaku, mengandung memori plastik, dan melengkung bila dibengkokkan dalam dua arah pada saat yang sama. Prostesis surgipro terdiri dari rajutan anyaman benang polipropilen. Mersilene adalah prostesis rajutan terbuka yang terdiri dari anyaman serat poliester Dacron. Berpori-pori dan lebih lemas, mempunyai tekstur berbutirbutir untuk mencegah penggelinciran, dan hanya mempunyai kecenderungan minimal untuk melengkung jika dibengkokkan ke dua arah sekaligus.
Hernioplasti Bebas-Tegangan
Potongan jaringan lunak prostetik telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melakukan perbaikan klasik, tetapi hasil tidak membaik secara bermakna. lika prostesis diimplantasi tanpa perbaikan formal, akan meniadakan tegangan, sehingga terjadi perbaikan hasil yang dramatik. Lichenstein merupakan ahli dalam hernioplasti bebas tegangan dan melaporkan hasil yang sangat baik dalam sejumlah besar pasien. Perbaikan potongan prostesis bebas tegangan tidak direkomendasikan untuk hernia rekuren, karena potongan prostesis tersebut tidak dapat mencegah penonjolan peritoneum melalui defek fibrosis yang mendasari dan karena remobilisasi dari korda spermatika dapat menyebabkan atrofi testis. Teknik sumbatan tidak membutuhkan remObilisasi dari korda spermatika dan hanya memerlukan insisi kecil pada lipat paha anterior, secara langsung di atas defek aponeurosis. Hernia rekuren yang besar dan hernia dengan defek aponeurosis multipel tidak sesuai untuk teknik sumbatan dan paling baik ditangani dengan perbaikan prostesis properitoneal permanen.
Hernioplasti Lipat Paha Properitoneal
Ruangan properitoneal merupakan tempat alternatif bagi implantasi prostesis. Prostesis dipasang di tempatnya melalui tekanan intrabdomen. Defek hernia dapat ditambal atau disumbat dan hernioplasti dilakukan dengan prostesis melalui pendekatan posterior, seperti pada pendekatan interior. Teknik prostesis properitoneal inovatif, diperkenalkan oleh R. Stoppa pada tahun 1969. Ia menawarkan penanganan hernia inguinalis dengan prostesis besar yang tidak dapat diserap, yang berfungsi menggantikan fasia transversalis. Prostesis melekat ke kantung viseral dan membuat peritoneum tidak bisa keluar melalui orifisium miopektineal atau daerah lemah lainnya di dekatnya; perbaikan defek pada dinding abdomen tidak perlu. Operasi ini secara teknik dikenal dengan kalimat yang mcnggambarkan “pemasangan prostesis raksasa pada kantung viseralis” (giant prosthetic reinforcement of the visceral sac = GPRVS), tetapi umumnya disebut sebagai prosedur Stoppa. GPRVS merupakan perbaikan yang efisien, anatomik, dan bebas tegangan. lni mungkin merupakan hernioplasti paling baik. Jika dilakukan dengan benar, dapat menyembuhkan semua hernia inguinalis, bahkan juga hernia femoralis pravaskular. Pemulihan sangat cepat dan hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman.
Pustaka
Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah
Definisi Profesi Farmasi
Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu dalam hal penyediaan dan pengolahan bahan sumber alam serta bahan sintetis yang cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan serta digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit.
Definisi Farmasi
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatarrjuga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman. Farmasi dalam bahasa Yunani (Greek) disebut farmakon yang berarti medika atau obat.
Definisi Apoteker
Apoteker adalah seorang yang ahli dalam bidang farmasi seperti yang disebut pada definisi di atas.
Karir Farmasi

Karir farmasi meliputi:
1. farmasi komunitas;
2. farmasi rumah sakit;
3. pedagang besar farmasi (PBF);
4. farmasi industri;
5. pelayanan farmasi di pemerintahan;
6. pendidikan farmasi;
7. farmasi manajemen.
Kurikulum Pendidikan Farmasi
Kurikulum pendidikan farmasi didasari oleh ilmu-ilmu:
1. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah; khasiat obat di segala segi termasuk sumber/asal-usulnya, sifat kimia, sifat fisika, kegiatan fisiologis/efeknya terhadap fungsi biokimia dan faal, cara kerja, absorpsi, nasib (distribusi, biotransformasi), ekskresinya dalam tubuh, serta efek toksiknya; dan penggunaannya dalam pengobatan. Cabang-cabang farmakologi, yaitu
(a) Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber bahan obat dari alam, terutama dari tumbuh-tumbuhan (bentuk makroskopis dan mikroskopis berbagai tumbuhan serta organisme lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan).
(b) Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan obat/cara kerja obat, efek obat terhadap fungsi berbagai organ serta pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan struktur organ. Singkatnya, pengaruh obat terhadap sel hidup atau terhadap organisme hidup, terutama reaksi fisiologis yang ditimbulkannya.
(c) Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan ekskresi obat (ADME). Singkatnya, pengaruh tubuh terhadap obat.
(d) Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dalam pengobatan penyakit.
(e) Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang zat-zat racun dengan khasiatnya serta cara-cara untuk mengenal/ mengidentifikasi dan melawan efeknya.
2. Kimia farmasi (organik dan anorganik) adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kuantitatif dan kualitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan organik (alifatik, aromatik, alisiklik, heterosiklik) maupun anorganik yang berhubungan dengan khasiat dan penggunaannya sebagai obat.
3. Farmasi/farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat—meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan; seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi—menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat; serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.
4. Teknologi farmasi merupakan ilmu yang membahas tentang teknik dan prosedur pembuatan sediaan farmasi dalam skala industri farmasi termasuk prinsip kerja serta perawatan/pe-meliharaan alat-alat produksi dan penunjangnya sesuai ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
5. Dispensa farmasi adalah ilmu dan seni meracik obat menjadi bentuk sediaan tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.
6. Fisika farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya, misalnya spektrometri massa, spektrofotometri, dan kromatografi. Jenis-jenis spektrofotometri yang tercantum dalam Farmakope Indonesia, yaitu spektrofotometri inframerah, spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak, spektrofotometri atom, spektrofotometri fluoresensi, spektrofotometri cahaya bias, spektrofotometri turbidimetri, serta spektrofotometri nefelometri; sedangkan jenis-jenis kromatografi, yaitu kromatografi kolom, kromatografi gas, kromatografi kertas, kromatografi lapisan tipis, kromatografi cair kinerja tinggi (high performance liquid chromatography, HPLC).
7. Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi terhadap aktivitas terapi dan produk obat.
8. Farmasi klinik meliputi kegiatan memonitor penggunaan obat, memonitor efek samping obat (MESO), dan kegiatan konseling/informasi obat bagi yang membutuhkannya.
9. Biologi farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang dasardasar kehidupan organisme; peranan biologi dalam bidang kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh kehidupan manusia; serta morfologi, anatomi, dan taksonomi tumbuhan dan hewan yang berhubungan dengan dunia kefarmasian.
10. Administrasi farmasi, manajemen farmasi, dan pemasaran adalah ilmu yang mempelajari tentang administrasi, manajemen, dan pemasaran yang berhubungan dengan kewirausahaan farmasi beserta aspek-aspek kewirausahaannya.

Peranan Apoteker
Pada Farmasi Komunitas
Orang yang dipandang banyak mengetahui tentang obat adalah apoteker. Hal ini disebabkan:
1. Apoteker memiliki tanggung jawab terhadap obat yang tertulis di dalam resep. Apoteker merupakan konsultan obat bagi dokter maupun pasien yang memerlukannya. Apoteker harus mampu menjelaskan tentang obat yang berguna bagi pasien karena dia mengetahui tentang:
(a) cara menggunakan dan meminum obat;
(b) efek samping yang timbul jika obat dipakai;
(c) stabilitas obat dalam berbagai kondisi;
(d) toksisitas dan dosis obat yang digunakan;
(e) rute penggunaan obat;
(f) eksistensinya sebagai seseorang yang ahli dalam obat.
2. Apoteker memiliki tanggung jawab yang penting terhadap penjualan obat bebas pada pasien.

Pada Industri Farmasi
Peran apoteker di industri farmasi antara lain
1. menjadi anggota penelitian dan pengembangan (Litbang atau R&D [Research and Development]);
2. bertugas di bagian produksi farmasi;
3. bertugas di bidang informasi ilmiah dan masalah perundangundangan farmasi;
4. bertugas di bidang promosi, informasi, dan pelayanan obat;
5. bertugas di bidang penjualan (sales) dan pemasaran (marketing) obat.


Pada Pemerintahan dan TNI/Polri
Peran apoteker di pemerintahan dan TNI/Polri antara lain:
1. bertugas di bidang administrasi pelayanan obat pada instansi pemerintah/Angka tan Bersenjata /TNI/Polri;
2. bertugas di bidang korps ilmu biomedis Angkatan Udara;
3. bertugas di Departemen Kesehatan (Depkes), Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi (Ditjen Yanfar), Badan/Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), atau rumah sakit;
4. bertugas di Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sebagai dosen bidang farmasi.

Pustaka
Farmasetika Dasar & Hitungan Farmasi

Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengarur tubuh, jiwa dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik.
Selama beberapa dekade, definisi sehat masih dipertentangkan dan belum ada kata sepakat dan para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat definisi universal yang menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Definisi Sehat (WHO)
“Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity”.
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2. Sehat Mental
Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat “(Men Sana In Corpore Sano)”.
Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut:
a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
b. Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain.
c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.
3. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
4. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat olch WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau disebut sebagai “Positive Health” karena lebih realistis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata-mata.
Konsep Relatif Sehat
Konsep sehat sangat relatif dan tidak ada standar baku, bervariasi untuk setiap orang dan sangat tergantung pada banyak faktor seperti ras, geografi, cuaca, kultur, tradisi, gaya hidup dan kondisi fisik—namun, pada keadaan tertentu, orang tetap dapat hidup sehat dengan kelainan bawaan.
Spektrum Sehat
Status sehat pada orang merupakan fenomena dinamis yang berfluktuasi dan keadaan optimum sampai pada kematian. Setiap saat akan terjadi keseimbangan dalam tubuh manusia.
Riwayat Alamiah Perjalanan Penyakit
Sering disebut juga sebagai natural history of any diseases yaitu riwayat alamiah perjalanan penyakit pada manusia yang terdiri dari:
1. Fase Pra-patogenesis
Pada fase ini mulai terjadi gangguan keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan, yaitu terbentuknya kondisi lingkungan yang lebih menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia.
Contohnya, polusi udara akibat pembakaran hutan oleh peladang atau petani pada musim kemarau akan menimbulkan kabut asap tebal atau smog yang menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia.
2. Fase Patogenesis
Bila keadaan lingkungan yang menguntungkan agen penyakit berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka mulai timbul gejala dan tanda klinis. Manusia menjadi sakit, selanjutnya dapat menjadi sembuh atau penyakit terus berlangsung sehingga menyebabkan ketidakmampuan, cacat kronis atau kematian.
Proses perjalanan suatu penyakit bermula dengan adanya gangguan keseimbangan antara agen penyakit, pejamu dan lingkungan sampai terjadinya suatu kesakitan.

Pustaka
Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas Oleh Dr. Budiman Chandra


Posted on 26 February 2011.
Uji kehamilan mandiri (home pregnancy test) yang dapat Anda beli di toko, bekerja seperti uji kehamilan yang digunakan oleh tenaga medis maupun laboratorium. Uji kehamilan mengukur keberadaan hormon human chorionic gonadotrophin (HCG) dalam air seni Anda. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta ketika sel telur yang telah dibuahi ditanam dalam rahim Anda. Untuk hasil terbaik, lakukan uji itu , pagi hari begitu bangun tidur sewaktu air seni Anda lebih pekat. Banyak uji kehamilan yang mengklaim akurasi 99% pada hari pertama Anda tak mendapatkan haid. Walaupun agar benar-benar pasti, Anda leblh baik menunggu seminggu.
Kehamilan terhitung sejak hari pertama pada periode menstruasi Anda yang terakhir (PMT). Masa kehamilan herlangsung sekitar 280 hari atau 40 minggu. Meski demikian, apabila kelahiran terjadi dua minggu lebih awal atau lebih lambat dari hari perkiraan lahir (HPL), hal itu masth tergolong normal. HPL diperoleh dengan cara menghitung 280 hari ke depan dari PMT. Kenyataannya, kebanyakan kehamilan hanya berlangsung selama 38 minggu atau 266 hari, sebab pembuahan terjadi sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi Anda. Jadi, ketika Anda diperkirakan hamil 12 minggu sesungguhnya usia janin baru sekitar 10 minggu. Gunakan tabel dibawah ini untuk memperkirakan HPL Anda. Cari periode menstruasi terakhir (PMT) Anda pada baris tanggal yang dicetak tebal, HPL Anda adalah tanggal di bawahnya.
 

Pustaka
Kehamilan Hari Demi Hari Oleh Prof. Stewart Campbell





Posted on 21 February 2011.
Nyonya Jane (bukan nama sebenarnya) dirawat di bagian bedah, di rencanakan menjalani pemeriksaan radiologi. Sebelum diantar ke bagian radiologi, perawat bangsal bedah berpesan kepada petugas pengantar bahwa Ny. Jane menderita fraktur tulang belakang (vertebra thoracalis) sehingga harus dijaga agar tetap dalam keadaan berbaring lurus. Perawat bangsal juga mengingatkan bahwa Ny. Jane baru saja mendapatkan obat analgetika sehingga mengantuk. Setelah sampai di bagian radiologi, petugas radiologi menyuruh petugas pengantar untuk menempatkan Ny. Jane di sudut ruang karena masih harus antri. Berhubung ada pasien lain di bangsal bedah yang akan menjalani pemeriksaan radiologi juga, petugas pengantar tersebut segera naik menjemput pasien lain tanpa meninggalkan pesan kepada petugas radiologi agar jangan mengubah posisi Ny. Jane sewaktu menjalani pemeriksaan radiologi. Oleh petugas radiologi Ny. Jane didorong masuk ke ruang pemeriksaan radiologi. Karena tidak mendapatkan pesan apa pun dan kebetulan Ny. Jane tertidur, petugas radiologi mengubah posisi Ny. Jane dari posisi berbaring ke setengah duduk. Setelah pemeriksaan foto selesai petugas radiologi meminta petugas bangsal untuk mengantar kembali Ny. Jane ke bangsal bedah. Perawat bangsal kaget melihat per ubahan posisi yang dialami oleh Ny Jane. Ia segera mengembalikan posisi Ny. Jane ke posisi berbaring lurus. Ia kemudian segera memanggil dokter ruangan. Dokter tersebut kemudian melakukan konsul ke dokter saraf. Ber dasarkan pemeriksaan dokter saraf, disimpulkan bahwa Ny. Jane menga-lami kelumpuhan kedua tungkainya.
Dalam praktik kedokteran, alih tanggung jawab melalui komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung antar pemberi pelayanan baik antar dokter, dokter dengan paramedis, paramedis dengan paramedis kesehatan lain, atau antar-institusi pelayanan sudah merupakan peristiwa sehari-hari. Dalam sehari terjadi tidak kurang dari satu juta proses komunikasi antar petugas. Namun sayang, proses komunikasi tersebut berlangsung tanpa struktur yang jelas, terutama menyangkut pesan informasi yang di sampaikan.
Dalam rangka memperoleh data klinis, seorang dokter akan melakukan serangkaian proses pelayanan yang banyak melibatkan petugas. Kesalahan dalam proses alih informasi dapat mengakibatkan kesalahan dan bisa men cederai pasien, terutama apabila pesan disampaikan secara tidak jelas dan akurat. Ilustrasi kasus di atas merupakan salah satu contohnya. Dari contoh kasus di atas dapat ditarik beberapa pembelajaran. Pertama, cedera medis sebenarnya tidak perlu terjadi apabila terjadi alih informasi yang jelas (baik verbal maupun tertulis) antara petugas pengantar dengan petugas radiologi mengenai status klinis pasien. Kedua, tanpa adanya standarisasi prosedur yang jelas, khususnya dalam proses alih tugas, sangat memungkinkan terjadinya bias dalam alih informasi. Ketiga, dalam proses pengalihan infor masi dan tanggung jawab sering terjadi interupsi dalam tugas. Keempat, tanpa memberdayakan pasien dan keluarga, khususnya dalam proses alih tugas antarpetugas, risiko kesalahan lebih mudah terjadi.
Informasi yang tidak akurat dalam setiap alih informasi dapat menimbulkan kesalahan dan KTD (Kejadian Tak Diharapkan) sebagaimana contoh kasus di atas. Berdasarkan laporan Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ2003) yang me lakukan analisis terhadap 2.966 kejadian yang tidak diharapkan, disimpul kan bahwa akar masalah KTD adalah
• masalah komunikasi 65%
• masalah orientasi/pelatihan 55%
• masalah yang berkaitan dengan pasien 40%
• masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja/pola alur kerja 21%
• masalah kompetensi 20%
• masalah ketidaktaatan terhadap prosedur 19%
• masalah yang berhubungan dengan kepemimpinan 12%
• masalah kurangnya pengetahuan 9%
Melihat masalah tersebut di atas, The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) National Patient Safety Goal telah mene tapkan komunikasi efektif sebagai salah satu strategi untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan dalam asuhan medis. Berdasarkan telaah JCAHO melalui analisis akar masalah KTD berat (sentinel events), sebenarnya KTD yang dapat dihindari tersebut dikarenakan kurang terjalinnya komunikasi yang efektif dalam proses pelayanan pasien. Strategi yang diterapkan oleh JCAHO dalam rangka menciptakan proses komunikasi yang efektif adalah pendekatan standarisasi komunikasi hand-over. Meskipun komuni kasi antarpetugas dalam rangka penyerahan tanggung jawab atas pasien yang dirawat merupakan hal yang sudah menjadi kebiasaan dan pekerjaan sehari-hari, namun awareness terhadap proses komunikasi ini dirasakan masih kurang. Berdasarkan survei terhadap 125 sekolah kedokteran, dilaporkan hanya 8% yang memasukkan “bagaimana melakukan komunikasi transisi perawatan pasien” dalam kurikulum. Tanpa standarisasi komunikasi dalam proses transisi perawatan pasien maka risiko kesalahan dalam pelayanan sangat mungkin terjadi karena informasi yang diberikan tidak tepat atau tidak lengkap.
Pustaka
Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktek Kedokteran Oleh J.B.Suharjo B.Cahyono,Dr.,Sp.PD









Posted on 20 February 2011.
Pubertas prekoks dapat dibagi menjadi pubertas prekoks “sejati” atau intrakranial bila dikendalikan oleh aksis hipotalamus-hipofisis, serta pubertas prekoks “palsu” bila dikendalikan oleh hormon asal ekstrakranial atau eksogen.

Pubertas prekoks pada anak perempuan
merupakan hal yang relatif sering terjadi dan mungkin ditemukan pada anggota keluarga yang lain. Umumnya tidak-perlu dilakukan pemeriksaan yang terlalu mendetil kecuali bila pubertas bermula pada usia kurang dari 6 tahun atau haid timbul sebelum usia 8 tahun, atau bila pubertas timbul setelah rentetan keadaan yang abnormal seperti virilisasi atau disertai dengan masalah lain, seperti kelainan neurologis, hipertensi atau pertumbuhan yang abnormal. Sejumlah 90 persen anak perempuan yang mengalami pubertas prekoks tidak menunjukkan adanya abnormalitas. Pemeriksaan ultrasonografi ovarium dan uterus secara teliti merupakan sarana yang sangat bermanfaat untuk memastikan diagnosis serta memantau perkembangan pubertas prekoks.
Pubertas prekoks pada anak laki-laki, terjadi sebelum usia 9 tahun dan hampir selalu bersifat patologis, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan yang rinci. Palpasi testis merupakan pemeriksaan yang bermanfaat; testis infantil pada anak laki-laki yang mengalami pertumbuhan pubertas yang sangat cepat merupakan petunjuk adanya kelainan pada adrenal. Testis yang membesar secara simetris merupakan petunjuk adanya kelainan intrakranial, sedangkan testis yang membesar secara unilateral menunjukkan adanya tumor gonad.
Pustaka
Dasar dasar pediatri ed 3 Oleh David Hull & Derek I. Johnston




Posted on 14 February 2011.
DEFINISI
Cor pulmonal adalah kondisi terjadinya pembesaran jantung kanan (dengan atau tanpa gagal jantung kiri) sebagai akibat dari penyakit yang memengaruhi struktur, fungsi, atau vaskularisasi paru-paru.
ETIOLOGI
Banyak penyakit yang berhubungan dengan hipoksemia dapat memengaruhi paru-paru dapat menyebabkan corpulmonal. Secara umum, penyakit cor pulmonal disebabkan oleh:
1. Penyakit paru-paru yang merata
Terutama emfisema, bronkhitis kronis (salah satu deretan penyakit chronic obstructive pulmonary disease—COPD), dan fibrosis akibat tuberkulosis.
2. Penyakit pembuluh darah paru-paru
Terutama trombosis dan embolus paru-paru, fibrosis akibat penyinaran menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah paru-paru.
3. Hipoventilasi alveolar menahun
Adalah semua penyakit yang menghalangi pergerakan dada normal, m isalnya:
a. Penebalan pleura bilateral.
b. Kelainan neuromuskuler, seperti
poliomielitis dan distrofi otot.
c. Kiposkoliosis yang mengakibatkan penurunan kapasistas rongga toraks sehingga pergerakan toraks berkurang.
PATOGENESIS
Secara umum cor pulmonal dibagi menjadi dua bentuk:
1. Cor Pulmonal Akut
Merupakan dilatasi mendadak dari ventrikel kanan dan dekompensasi.
Etiologi:
Terjadinya embolus multipel pada pare-paru secara masif di mana secara mendadak akan menyumbat aliran darah dan ventrikel kanan.
Gejala:
a. Biasanya segera disusul oleh kematian •
b. Terjadinya dilatasi dari jantung kanan
2. Cor Pulmonal Kronis
Merupakan bentuk cor pulmonal yang paling sering terjacli. Dinyatakan sebagai hipertropi ventrikel kanan akibat penyakit paru-paru atau adanya kelainan pada toraks, sehingga akan menyebabkan hipertensi dan hipoksia sehingga terjadi hipertropi ventrikel kanan.
PATOFISIOLOGI
Pembesaran ventrikel kanan pada cor pulmonal merupakan fungsi pembesaran atau kompensasi dari peningkatan dalam afterload. Jika resistensi vaskuler paru-paru meningkat dan tetap meningkat, seperti pada penyakit vaskuler atau parenkim paru-paru, peningkatan curah jantung dan pengerahan tenaga fisis dapat meningkatkan tekanan arteri pulmonalis secara bermakna. Afterload ventrikel kanan secara kronis meningkat jika volume paru-paru membesar seperti pada penyakit COPD yang dikarenakan adanya pernaniangan pernbuluh paru-paru dan kompresi kapiler alveolar.
Penyakit paru-paru dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang pada suatu waktu akan memengaruhi jantung, menyebabkan pembesaran ventrikel kanan, dan sering kali berakhir dengan gagal jantung. Beberapa kondisi yang menyebabkan penurunan oksigenasi paru-paru,dapat mengakibatkan hipoksemia (penurunan PaO2), hiperkapnia (pen ingkatan PaCO2), dan insufisiensi ventilasi. Hipoksia dan hiperkapnia akan menyebabkan vasokonstriksi arteri pulmonar dan memungkinkan penurunan vaskularisasi pull-part’ seperti pada emfisema dan emboli paru-parti. Akibatnya, akan terjadi peningkatan tahanan pada sistem sirkulasi pulmonal, sehingga menyebabkan hipertensi pulmonal. Arterial mean pressure pada paru-paru sebesar 45 mmHg atau lebih dan dapat menimbulkan cor pulmonal. Ventrikel kanan akan hipertropi dan mungkin diikuti oleh gagal jantung kanan.
MANIFESTASII KLINIS
Gejala klinis yang muncul pada pasien dengan penyakit cor pulmonal adalah:
1. Sesuai dengan penyakit yang melatarbelakangi, contohnya COPD akan menimbulkan gejala napas pendek dan batuk.
2. Gagal ventrikel kanan: edema, distensi vena leper, organ hati teraba, efusi pleura, ascites, dan murmur jantung.
3. Sakit kepala, bingung, dan somnolen terjadi akibat dari peningkatan PCO,.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
Batang pulmonal dan hilus membesar. Perluasan hilus dapat dihitung dari perbandingan jarak antara permulaan percabangan pertama arteri pulmonalis utama kanan dan kiri dibagi dengan diameter transversal toraks. Perbandingan > 0,36 menunjukkan hipertensi pulmonal.
2. Ekokardiografi
Ekokardiografi memungkinkan pengukuran ketebalan dinding ventrikel kanan. Meskipun perubahan volume tidak dapat diukur, teknik ini dapat memperlihatkan pembesaran kavitas ventrikel kanan dalam hubungannya dengan pembesaran ventrikel kiri. Septum interventrikel dapat tergeser ke kiri.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Berguna untuk mengukur massa ventrikel kanan, ketebalan dinding, volume kavitas, dan jumlah darah yang dipompa.
4. Biopsi Paru-paru
Dapat berguna untuk menunjukkan vaskulitis pada beberapa tipe penyakit vaskuler paru-paru seperti penyakit vaskuler kolagen, artritis rhematoid, dan granulomatosis wagener.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan dari penatalaksanaan medis adalah untuk meningkatkan ventilasi pasien dan mengobati penyakit yang melatarbelakangi beserta manilestasi dari gagal jantungnya.
Penatalaksanaan medis secara umum:
1. Pada pasien dengan penyakit asal COPD: pemberian 02 sangat dianjurkan untuk memperbaiki pertukaran gas dan menurunkan tekanan arteri puhnonal serta tahanan vaskuler pulmonal.
2. Higienis bronkhial: diberikan obat golongan bronkodilator.
3. Jika terdapat gejala gagal jantung: perbaiki kondisi hipoksemia dan hiperkapnia.
4. Bed rest, diet rendah sodium, pemberian diuretik.
5. Digitalis: bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan denyut jantung, selain itu juga mempunyai efek digitalis ringan.
Selain hal tersebut di atas, dianjurkan pula perawatan yang dilakukan di rumah (home care) karena penatalaksanaan dari penyakit ini berhubungan dengan pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkannya, dan biasanya dalam jangka waktu yang lama. Pasien dengan COPD dianjurkan untuk menghindari alergen yang dapat mengiritasi jalan napas.
Pustaka
Asuhan Keperawatan pd Pasien dgn Gangguan Sistem Pernapasan Oleh Irman Somantri

















Posted on 11 February 2011.
Definisi Nyeri Perut
1. Nyeri perut merupakan keluhan nyeri pada daerah perut
2. Nyeri memiliki dampak yang signifikan dalam kualitas hidup wanita, mengakibatkan keletihan, ketegangan atau depresi
3. Nyeri perut sering menjadi masalah wanita
4. Nyeri perut pada kehamilan kurang dari 22 minggu mungkin merupakan gejala utama kehamilan ektopik atau abortus.

Diagnosis dan Gejala

1. Pemeriksaan pada wanita yang mengalami nyeri perut atau panggul memerlukan pengkajian menyeluruh yang bergantung pada tingkat pengobatan sebelumnya dan ketajaman nyeri.
2. Wanita yang mengalami nyeri akut terutama yang disertai dengan demam, takikardia, perubahan tekanan darah yang signifikan, tanda-tanda syok, muntah atau bukti adanya kehilangan darah harus dievaluasi untuk kemungkinan rujukan atau konsultasi segera.
3. Diagnosis kehamilan ektopik, apendisitis, sumbatan usus atau torsi ovarium memerlukan tindakan konsultasi dengan dokter dan rujukan untuk mendapatkan perawatan segera.
4. Pemeriksaan lengkap yang dapat dilakukan oleh bidan adalah mengevaluasi posisi berdiri atau posturnya asimetris atau tidak yang menandakan adanya perilaku untuk melindungi rasa sakit, pemeriksaan tanda-tanda vital, evaluasi daerah punggung untuk menyingkirkan adanya cedera muskuloskeletal seperti ketegangan otot atau fraktur akibat tekanan.
5. Pemeriksaan abdomen dengan melakukan observasi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
6. Pemeriksaan palpasi dapat dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran/massa, nyeri saat palpasi.
7. Pemeriksaan panggul dengan melihat tanda-tanda pembengkakan, lesi, atau perubahan kulit yang lain.
8. Inspeksi dengan menggunakan spekulum, penting dilakukan untuk mengetahui adanya sekresi vagina fisiologis atau abnormal, adanya cairan abnormal.
9. Pemeriksaan bimanual untuk mengetahui adanya nyeri goyang pada serviks atau adneksa, adanya massa pada uterus.

Penyebab nyeri perut/panggul

1. Kehamilan ektopik
2. Apendisitis
3. Torsi ovarium
4. Sistitis
5. Peritonitis
Pustaka
Seri Asuhan Kebidanan: Kehamilan Oleh Lily Yulaikhah, SSiT